Gagasan judul ini saya termukan dari penomena-penomena di kota jakarta dan sekitarnya. Sebenarnya cukup sulit juga untuk mencari judul yang tepat untuk penomena-penomena tersebut yang saya jumpai. Hufh.. tapi memang itu kendala saya untuk mencari judul yang menarik. Ok.. cukup kembali ke asal judul. Sangat menyedihkan sekali segelintir masyarakat di kota jakarta entah kanapa saya menilai demikian. Cukup banyak penomena yang sangat menyedihkan untuk saya. Seperti ada beberapa supir angkutan umum mulai dari bajaj hingga taxi ketika hendak berhenti di bibir jalan ternyata mereka melakukan buang air kecil tepat di sisi kendaraannya. Entah apakah mereka merasakan suatu rasa yang namanya malu, ataukan ini suatu penyakit menular karena kurangnya pendidikan, dan adab.
Mohon maaf ini hanya luapan emosi
saya. Padahal jika diingat-ingat mungkin sewaktu kecil kita diajarkan untuk
tidak membuang air kecil sembarangan dan untuk menjaga aurat di tempat umum. Apakah
mereka itu tidak diajarkan hal demikian, saya rasa pasti tentu mereka diajarkan
hal demikian untuk tidak membuang air kecil sembarangan. Sudah jelas bahwa hal
tersebut sangat tidak bagus, dan memberikan nilai negatif. Dan juga membuat cara
pembersihannya menjadi terburu-buru dan cipratan-cipratan air najisnya bisa mengenai celana.
Dalam kitab-kitab fiqih klasik
terdahulu yang bermazhab Imam Syafi’i cara pembesihan atau besuci setelah
membuang najis kecil ada tiga tahapan yaitu : Istibra’, Istinka, dan Istinja.
Istibra adalah usaha yang dikerjakan setelah selesai buang air kecil untuk
meyakinkan bahwa tidak ada air kencing yang tersisa disaluran reproduksi, hal
ini khusus bagi laki-laki seperti membatuk tiga kali. Istinka melebih-lebihkan
dari istinja artinya menghilangkan najis dengan benda kering kemudian
diteruskan dengan air setelah itu mengeringkannya. Istinja membersihkan
segala sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur dengan menggunakan air atau
dengan batu. Dan yang perlu diperhatikan ketika membuang air kecil lebih baik tidak berdiri tetapi disarankan untuk jongkok agar air kencingnya tidak menciprat.
Dampak dari membuang air kecil sembarangan juga bisa menimbulkan
penyakit pada alat reproduksi, karena ada kemungkinan udara diluar yang
tercemar membawa virus-virus yang bisa membahayakan kelamin. Sudah jelas bahwa
membuang air kecil sembarangan itu tidak baik.
Hufh.. itulah mungkin luapan emosi saya. Penanggulangannya atas penomena
ini ya... hanya kesadaran diri sendiri untuk merubah perilakunya. Semoga saja dengan
adanya tulisan ini ada perubahan yang berarti. Akhir kata saya sangat minta
maaf jika ada yang tersinggung. Saya tidak bermaksud untuk menjelek-jelekan tapi hanya ingin menyampaikan bahwa pendidikan itu penting walaupun hanya untuk hal yang dianggap enteng. Tapi dalam agama Islam segala aspek kehidupan sudah ada aturannya. Mulai dari hal yang kecil seperti adab buang air kecil hingga hal yang besar. Mohon dimaafkan jika ada kata-kata yang kurang sopan dan menyinggung perasaan karena emosi saya masih cukup
labil.
KEREN ................. hehe
BalasHapusKalimat nya bikin sendiri ya dar ??? He
Mantap . . . . selamat berjuang untuk kalimat dakwah nya hheeh ^_^