Kebijakan zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, terutama para orang tua siswa. Ditujukan untuk pemerataan akses pendidikan dan mengurangi ketimpangan kualitas sekolah, kebijakan ini ternyata memicu beragam reaksi dan menimbulkan sejumlah pertanyaan. Lantas, apakah zonasi benar-benar solusi bagi permasalahan pendidikan kita atau justru menimbulkan masalah baru?
Zonasi: Harapan dan Kenyataan
Tujuan utama dari kebijakan zonasi adalah untuk:
- Mempermudah akses pendidikan: Siswa diharapkan dapat bersekolah di sekolah terdekat dari tempat tinggalnya.
- Memperataan kualitas sekolah: Dengan adanya zonasi, diharapkan tidak ada lagi sekolah favorit dan non-favorit, sehingga kualitas setiap sekolah dapat ditingkatkan.
- Mengurangi beban orang tua: Orang tua tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi atau biaya masuk sekolah favorit.
Namun, dalam praktiknya, kebijakan zonasi juga menimbulkan sejumlah tantangan dan permasalahan, seperti:
- Ketimpangan kualitas sekolah: Meskipun zonasi bertujuan untuk pemerataan, kenyataannya kualitas sekolah di setiap zona masih sangat bervariasi.
- Beban orang tua: Beberapa orang tua merasa terbebani karena harus mencarikan sekolah alternatif di luar zona jika kualitas sekolah di zonanya tidak memenuhi harapan.
- Munculnya sekolah baru: Kebijakan zonasi mendorong munculnya sekolah-sekolah baru, namun belum tentu semua sekolah baru tersebut memiliki kualitas yang baik.
Dampak Zonasi terhadap Akses, Kualitas, dan Pemerataan Pendidikan
Zonasi memberikan dampak yang kompleks terhadap akses, kualitas, dan pemerataan pendidikan. Di satu sisi, zonasi memberikan kesempatan bagi siswa dari keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan yang lebih baik. Namun, di sisi lain, zonasi juga dapat membatasi pilihan bagi siswa yang ingin masuk ke sekolah dengan program studi atau fasilitas yang lebih spesifik.
Suara Guru, Orang Tua, dan Pakar Pendidikan
Guru, orang tua, dan para pakar pendidikan memiliki pandangan yang beragam mengenai kebijakan zonasi. Ada yang mendukung karena melihat potensi positifnya dalam pemerataan pendidikan, namun ada juga yang mengkritik karena dianggap membatasi pilihan dan tidak efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Apa Solusi yang Lebih Baik?
Untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat kebijakan zonasi, diperlukan beberapa langkah, antara lain:
- Peningkatan kualitas semua sekolah: Pemerintah perlu fokus pada peningkatan kualitas semua sekolah, baik dari segi sarana prasarana, tenaga pengajar, maupun kurikulum.
- Fleksibilitas dalam penerapan zonasi: Zonasi perlu diterapkan dengan lebih fleksibel, misalnya dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan sosial ekonomi masyarakat.
- Sosialisasi yang lebih intensif: Pemerintah perlu melakukan sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat tentang tujuan dan manfaat kebijakan zonasi.
Kesimpulan
Kebijakan zonasi merupakan upaya yang baik untuk mewujudkan pemerataan pendidikan. Namun, kebijakan ini perlu terus dievaluasi dan disempurnakan agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh siswa. Perlu adanya sinergi antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan berkualitas.
Referensi:
- https://sma.kemdikbud.go.id/berita/tantangan-mewujudkan-pemerataan-kualitas-pendidikan-di-indonesia-melalui-kebijakan-sistem-zonasi#:~:text=Zonasi%20dipandang%20bisa%20efektif%20apabila,untuk%20mendukung%20pemerataan%20kualitas%20pendidikan.
- https://www.kompasiana.com/ahmadfaisholislami9151/651117ea4addee10464e05f2/sistem-zonasi-solusi-kebijakan-pemerataan-pendidikan
- https://www.kompasiana.com/nabilaaa12/64e66e8318333e0f80730182/dampak-buruk-zonasi-terhadap-kualitas-pendidikan