Alhamdulillah di tahun ini, saya bisa mencapai PembaTIK hingga level 4. Mungkin dari teman-teman guru masih bertanya-tanya tentang PembaTIK. Iya PembaTIK di sini bukan kegiatan melakukan membuat karya seni batik. Melainkan PembaTIK ini adalah akronim dari Pembelajaran Berbasis TIK. Ini merupakan salah satu program dari Pusdatin Kemendikbudristek sebagai upaya meningkatkan kompetensi TIK bagi guru.
Gambar 1. Twibon PembaTIK L4 - 2022
Program PembaTIK ini terdiri dari 4 level, diantaranya yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi & berkolaborasi (4i leveling).
Gambar 2. Leveling pada program PembaTIK
Pada tahun ini, program PembaTIK sudah mamasuki angkatan ke 6. Program ini sudah saya ikutin sejak awal bulan Juni tahun ini, meskipun pada level awal saya mendapati remedial karena lalai memperhatikan tengat waktu penyelesaian tugas. Selain itu cukup banyak tantangan dan rintangan dalam menyelesaikan tugasnya. Diantaranya adalah manajemen waktu dalam menyelesaikan tugas.
Semenjak banyak dan mudahnya informasi di era sekarang, khususnya seminar-seminar online untuk pengembangan profesi guru. Saya merasa seperti terjebak dalam toxic productivity. Hampir setiap ada info webinar saya ikuti atau sata tonton ulang. Sehingga terkadang lupa mana tugas yang menjadi prioritas untuk segera diselesaikan.
Tidak heran jikalau saya sempat remedial dan mengikuti PembaTIK pada gelombang akhir sewaktu di awal level 1. Namun, setelah lulus di level 1, pembinaan demi pembinaan dari rekan rekan Pusdatin dan Duta Rumah Belajar cukup baik. Strategi bimbingan atau Coaching yang mereka lalukan mulai dari bimbingan secara daring melalui berbagai chanel seperti Telegram dan Whatsaap hingga seleksi yang cukup ketat, membuat saya untuk fokus dan bersugguh-sungguh dalam menyelesaikan program PembaTIK ini.
Terlebih, modul-modul yang diberikan benar-benar memberikan manfaat yang sangat luar biasa. Manfaat yang luar biasa itu diantaranya adalah:
Meningkatkan kompetensi literasi TIK
Meningkatkan kompetensi implementasi TIK
Meningkatkan kompetensi kreasi TIK
Meningkatkan kompetensi berbagi dan berkolaborasi
Mendapatkan sertifikat pada setiap level dengan skala nasional
Berkesempatan untuk menjadi Duta Rumah Belajar atau Duta Teknologi
Serta beragam manfaat lainnya yang sangat berarti bagi saya. Pada level ke 4 ini, dengan tema berbagi dan berkolaborasi, saya diberikan tugas yang benar-benar menantang untuk saya. Yaitu mengadakan diseminasi bagi rekan-rekan guru terkait yang sudah saya lakukan ketiga mengikuti kegiatan PembaTIK ini.
Sasaran pertama yang terbesit dalam benak saya adalah melakukan diseminasi kepada rekan guru tempat saya mengajar. Namun, hal ini merupakan kali pertama saya menjadi narasumber secara langsung dalam kegiatan luring.
Action Plan
Rencana aksi pertama saya adalah sebelum melakukan diseminasi kepada rekan guru. Saya melakukan kolaborasi pada kegiatan mengajar. Mengimplementasikan praktik baik dengan pemanfaatan teknologi di dalam ruang kelas.
Gambar 3. Pemanfaatan LMS pada pelajaran IPS
Gambar 4. Quizizz sebagai tools uji pemahaman materi
Gambar 5. Video pembelajaran dari Sumber Belajar - Rumah Belajar
Gambar 6. Penggunaan Chromebook sebagai pemanfaatan teknologi di dalam kelas
Setelah rencana aksi pertama saya selesai, seperti yang sudah digambarkan pada gambar-gambar di atas. Saya kemudian meminta izin kepada Bapak Kepala Sekolah, untuk melakukan diseminasi tentang praktik baik yang sudah saya lakukan dalam pemanfaatan teknologi seebagai pembelajaran inovatif berbasis TIK. Saya pun kemudian mulai merancang flayer dan menjadwalkan waktu untuk melaksanakan diseminasi kepada rekan-rekan guru di sekolah tempat saya mengajar.
Gambar 7. Flayer Diseminasi Luring di SLB Negeri 11 Jakarta
Alhamdulillah kegiatan diseminasi saya yang pertama secara luring ini berjalan cukup lancar. Walaupun kegiatan ini awalnya adalah secara luring, tapi saya tetap memfasilitasi secara daring untuk para Duta Rumah Belajar dapat turut serta hadir pada kegiatan diseminasi saya ini.
Awal persiapan sebelum acara dimulai, saya benar-bener gugup, terlebih perwakilan dari Duta Rumah Belajar, yaitu Mpok Hastuti menghadiri kegiatan diseminasi saya. Saya benar-benar merasa tersanjung dihadiri oleh Mpok Hastuti, karena biasanya saya hanya melihat Mpok Hastuti pada rekaman-rekaman Youtube kegiatan webinar Kemdikbud. Kegiatan pun dibuka dengan cukup khidmad dan tetap santai.
Rekaman video diseminasi luring saya:
Berikut ini beberapa foto keseruan saya melaksanakan diseminasi di SLB Negeri 11 Jakarta:
Setelah rencana aksi 1 yaitu praktik baik telah terlaksana, dan rencana aksi 2 yaitu berbagi tentang praktik baik melalui kegiatan diseminasi luring juga telah terlaksana. Rencana aksi berikutnya adalah berkolaborasi bersama peserta Pembatik lainnya, atau yang akan saya sebut sebagai Sahabat Duta Rumah Belajar.
Bersama para Sahabat Duta Rumah Belajar, yaitu Pak Dani Ari Sahara dari SD NEGERI DURI UTARA 04 PETANG, Pak Muhammad Nasrul Arifin dari SMP N 142 Jakarta, dan Pak Putra Satrio Utomo dari SDN JOHAR BARU 17 JAKARTA serta saya Darma Kusumah SLB Negeri 11 Jakarta. Kami berempat mulai mengadakan rapat daring menentukan tema waktu dan pembagian tugas.
Rekaman diseminasi kolaborasi secara daring:
Akhirnya kegiatan diseminasi kolaborasi secara daring dapat terlaksana. Kali ini diseminasi saya di hadiri langsung oleh Mentor saya yaitu Pak Filemon Duta Rumah Belajar 2021. Dan berikut ini adalah beberapa keseruan kegiatan diseminasi saya yang ke 2:
Pada tahun ini kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah dan di kelas sudah mulai pulih kembali seperti sebelum pandemi. Pembelajaran tatap muka sudah mulai ditetapkan kembali. Namun, sayangnya kebiasaan baik saat pembelajaran di masa pandemi pun turut mulai ditinggalkan, yaitu pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi informasi pada ruang kelas.
Padahal dengan adanya pemanfaatan teknologi saat pembelajaran di ruang kelas, dinilai mampu meningkatkan semangat dan minat peserta didik dalam belajar. Hal ini disebabkan oleh salah satunya faktor penggunaan hp bagi peserta didik sebagai sumber belajar mencari informasi tugas sekolahnya. Dampak dari pembelajaran jarak jauh masih tetap membekas oleh peserta didik. Bahwa sumber informasi dan ilmu saat ini bukan hanya bersumber dari guru dan buku-buku perpustakaan. Melainkan juga, peserta didik dapat memperoleh sumber informasi dari pemanfaatan teknologi lainnya di internet.
Dengan adanya fenomena tersebut sudah seharusnya guru-guru memanfaatkan teknologi sebagai salah satu media pembelajaran di dalam ruang kelas. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dapat membuat guru-guru melakukan kolaborasi digital untuk serentak berinovasi mewujudkan merdeka belajar. Salah satu contoh pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran adalah pembuatan website berjenis LMS (Learning Manajemen System). LMS yang di buat oleh penulis dapat di akses melalui laman berikut: s.id/ips-slbn11jkt
Dengan adanya website tersebut peran guru dapat mengkurasi sumber belajar dan sumber informasi yang menunjang dalam pembelajarannya. Bahkan guru pun dapat membuat sendiri sumber belajarnya yang kemudian disisipkan pada website yang telah dibuatnya.
Peran peserta didik dalam website yang telah disediakan guru adalah agar peserta didik turut aktif belajar baik secara tatap muka maupun dalam kelas mayanya. Serta membiasakan peserta didik untuk cakap secara digital pada kelas maya dan dunia maya. Dengan kemampuan digital yang baik diharapkan peserta didik dapat bertanggung jawab dengan hal-hal yang sudah dilakukannya pada kelas dan atau dunia mayanya. Serta lebih cermat dan teliti dalam mencari sumber belajarnya saat berselancar di internet.
Selain mendidik dan mengajarkan peserta didik agar cakap digital. Pemanfaatan teknologi pada ruang kelas dapat menunjang guru untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dalam merdeka belajar. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap peserta didik, dalam Tomlinson (2000).
Pembelajaran berdiferensiasi ini berorientasi pada kebutuhan murid, menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid belajar, mendefinisikan tujuan pembelajaran, adanya penilaian lanjutan, serta merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini memang menjadi salah satu solusi untuk memfasilitasi belajar peserta didik yang beragam. Sehingga perlu penyesuaian pada proses, konten dan produk pembelajaran. Strategi penyesuaian tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi penulis untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.
Di sini, penulis melakukan konsultasi dan tanya jawab kepada rekan guru untuk dapat merencanakan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas dengan menerapkan strategi diferensiasi konten dan proses. Dengan mempertimbangkan profil peserta didik dan hasil tanya jawab dengan rekan guru, maka ditetapkan untuk merencanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan pemanfaatan teknologi. Media pembelajaran dengan berbasis teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi semangat belajar peserta didik. Dan memunculkan gagasan inovatif dari penulis sehingga mampu mewujudkan semangat merdeka belajar.
Pada pertemuan sebelumnya di kelas yang berbeda, penulis merasa cukup berhasil untuk memanfaatkan TIK pada pembelajaran. Seperti yang tersajikan pada video berikut:
Setelah keberhasilan penulis dalam pemanfaatan TIK pada pembelajaran, khususnya penggunaan Peta Budaya pada Rumah Belajar. Maka pada pertemuan berikutnya, penulis juga kembali menggunakan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Kali ini, penulis sedikit mengembangkan LMS yang telah dibuatnya untuk disisipkan atau mengintegrasikan video pembelajaran pada Sumber Belajar ke dalam LMS yang telah dibuat.
Dalam pelaksanaannya skenario atau situasi awalnya adalah sebagai berikut: Pada pembelajaran kali ini, penulis akan mengajarkan peserta didik tentang materi mengenal Sumber Dayaa Alam beserta contohnya. Sebelum melaksanakan dan merancang perangkat pembelajaran, penulis sudah memetakan kebutuhan belajar peserta didiknya.
Dalam melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik, penulis melakukan observasi melalui hasil belajar di kelas pada pertemuan sebelumnya. Observasi dan pemetaan yang dimaksud adalah melakukan identifikasi kebutuhan belajar peserta didik. Melalui hasil belajar dan refleksi pada pertemuan sebelumnya, ditemukan kemampuan, kebutuhan serta kesiapan, pada profil peserta didik dan gaya belajarnya.
Langkah berikutnya adalah penulis membuat rancangan pembelajaran berdiferensiasi. Setelah menemukan fakta tentang profil belajar peserta didik dan kebutuhan belajarnya, guru membuat RPP berdasarkan hasil temuannya tersebut. RPP yang direncanakan dibuat dengan penggunaan penerapan pembelajaran berdiferensiasi dengan 2 strategi dari 3, yaitu: 1. Diferensiasi konten, 2. diferensiasi proses, 3. diferensiasi produk. Setelah perencanaan RPP, guru mulai melaksanakan pembelajaran dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan refleksi.
Guru menyapa peserta didik, berdoa bersama, dan melakukan presensi. Presensi pun dilakukan secara mandiri oleh peserta didik melalui google form yang telah disediakan oleh guru. Setelah melakukan presensi, guru memberikan apersepsi baik berupa pertanyaan pemantik dan hasil refleksi pada pertemuan sebelumnya. Apersepsi tersebut yang nantinya dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
Langkah berikutnya, guru melakukan kegiatan inti pembelajaran sebagai berikut. Guru menjelaskan materi untuk tujuan pembelajaran, yaitu “Mengenal Arti Sumber Daya Alam” dengan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Materi disampaikan dengan ragam diferensiasi proses, diantaranya melalui website atau LMS, pemaparan salindia google slide, dan video dari Sumber Belajar yang sudah dikurasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Adapun diferensiasi proses yang dilaksanakan adalah pada proses pembelajaran, guru menerapkan diferensiasi proses, agar peserta didik memahami materi sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Diferensiasi proses yang diterapkan antara lain menyampaikan materi melalui salindia google slide dan video pembelajaran. Kemudian meminta peserta didik untuk menulis rangkuman singkat mengenai arti dari Sumber Daya Alam yang tersedia pada salindia melalui perangkat Chromebook.
Kemudian, guru memberikan lembar kerja berupa kuis tertulis dan kuis secara daring melalui aplikasi berbasis web, Quizizz. Lembar kerja kuis ini diberikan sesuai dengan materi pelajaran yang telah disampaikan dan telah disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
Diferensiasi konten
Pada proses pembelajaran, guru memberikan lembar kerja tertulis. Guna mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diberikan sebelumnya melalui media teknologi. Diferensiasi konten didasari oleh kesiapan belajar peserta didik dalam memahami materi ajar.
Penilaian Hasil Belajar
Guru melakukan penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran berdiferensiasi disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
Refleksi dan Penutup
Guru merefleksikan pembelajaran dengan menyimpulkan ada yang sudah diajarkan pada pertemuan hari ini. Serta menanyakan dan menjawab pertanyaan peserta didik yang ingin bertanya. Kemudian menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Sutradara : Rajkumar Hirani
Penulis : Hirani dan Abhijat Joshi
Pemain : Aamir Khan, Anushka Sharma, Sushant Singh, Rajput, Boman Irani, Saurabh Shukla, Sanjay Dutt
Genre : Drama, Komedi
Rilis : 19 Desember 2014
Hallo kawula muda... lama tak bersua, apa kabarnya nih kawula muda..? semoga baik" semua toh..
Ok kali ini daku mau kasih resensi film berjudul Peekay sebuah film dari negri bombai sana, ya India. Film Bollywood yang berdurasi sekitar 2 jam ini disinyalir sebagai film terlaris Internasional di tahun 2014. Peekay terbilang sukses karena penonton secara tak sadar akan terbuka pikirannya sebab ulah nakalnya Peekay yang menyentil tentang agama, khususnya agama-agama yang ada di India.
Assalamu’alaikum, Hallo..... kawula muda... apa kabarnya...?. semoga pada
sehat ya. Kali ini gw mau membahas tentang manis, asinnya kegiatan dalam
berorganisasi. Sebenarnya gw bukan seorang aktivis dan bahkan tidak ada satu
organisasi pun yang gw ikuti secara resmi. Aktivis, adalah sebuah kata yang disandangkan
kepada mereka yang mengikuti serta berperan aktif dalam kegiatan berorganisasi.
Saat ini gw sedang duduk di bangku
perkuliahan, dan itu benar sekali bahwa gw tidak mengikuti organisasi di kampus
baik itu opmawa dan ormawa di luar kampus pun tidak. Hahahahahahah...
*KetawaBanggaYangMenyedihkan.
Nah kawula muda tahu tidak, bahwa dalam lingkungan kampus jika kalian
mengikuti dan aktif dalam berorganisasi dapat melejitkan popularitas kalian.
Dan bahkan di beberapa tempat kongko-kongko kampus, kalian yang aktif berorganisasi dapat membuat
kalian menjadi tambah ganteng 180 derajat. Kerenkan.... dengan mengikuti dan
aktif berorganisasi kalian bisa jadi ganteng dan populer. Beuh... mantap... Dan
tentunya bagi kawula mudah yang perempuan, kalian juga bisa menjadi cantik
dengan berorganisasi.
Kok bisa begitu.... Sebelumnya kita bahas sedikit arti, tujuan, dan manfaat
dari berorganisasi. Organisasi adalah sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang
memiliki tujuan yang sama, dan mewujudkan tujuan bersama dengan bekerja sama
secara rasional, sistematis, dan terkendali dengan memanfaatkan sumber daya
(material & non-material) yang digunakan secara efektif, efisien untuk
mencapai tujuan tersebut [1].
Bagaimana kawula muda, sudah tergambar belum dari definisi di atas, betapa
kerennya berorganisasi. Dari definisi di atas terdapat kata kunci dalam sebuah
organisasi, yaitu bekerja sama untuk mewujudkan atau mencapai tujuan bersama. Jadi
nampak jelas bahwa berorganisasi memiliki tujuan untuk mendidik menjadi pribadi
yang mampu bekerja sama, menumbuhkan rasa bertanggung jawab, berkomitmen, dan
memotivasi diri untuk mewujudkan mimpi-mimpi kalian kawula muda. Tentu jika kalian
pandai dalam membaca dan menanamkan nilai-nilai positif serta membuang nilai
negatif dari setiap pengalaman pada sepak terjang kawula muda dalam
berorganisasi, maka karakter-karakter yang tersirat dari tujuan berorganisasi
akan tumbuh dalam pribadi kawula muda.
Sumber: Google
Dalam berorganisasi selain memiliki nilai tujuan yang besar, juga memiliki
manfaat yang amat besar juga. Antara lain adalah : 1.Melatih leadership;
2.Memperluas pergaulan; 3.Meningkatkan wawasan dan pengetahuan; 4.Membentuk
karakteristik seseorang; 5.Kuat dalam menghadapi tekanan; 6.Mampu mengatur
waktu dengan sangat baik; 7.Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya [2].
Dari tulisan di atas jelas bukan, bahwa berorganisasi itu dapat membuat kawula
muda menjadi ganteng dan cantik 180 derajat.
Baiklah sudah cukup basa-basinya kembali membahas manis, asinnya dan
hal-hal yang istimewa dalam berorganisasi. Sebagai gambaran gw akan mengisahkan
tentang gw dan organisasi UICCI. Sebenarnya hubungan gw dengan UICCI ini adalah
gw baru sebagai murid di UICCI cabang Rawamangun. Layaknya sebuah organisasi pada
umumnya jika ingin mengadakan suatu kegiatan pasti akan membentuk kepanitiaan. Dalam
kegiatan yang sifatnya event besar dalam UICCI ini gw pasti akan turut aktif membantu,
seperti kepanitiaan Idul Adha, penerimaan santri baru, acara wisuda, dan
rihlah.
Setiap kali gw ikut membatu dalam kepanitiaan UICCI pasti akan banyak pengalaman
dan cerita yang gw dapatkan. Mulai dari rapat-rapatnya, persiapan, brefing dan
pelaksanaan kegiatannya. Dan di setiap kegiatan yang diadakan pasti akan
menumbuhkan benih-benih kebersamaan. Ukuwah persahabatan dan kebersamaan akan terus
berkembang. Dan yang paling maknyusnya lagi bahwa gw bersama murid-murid
lainnya yang tergabung dalam organisasi UICCI ini tinggal dalam satu atap, satu
bangunan. Lanjut bagian maknyus kedua yaitu, organisasi ini sudah ada hampir di
seluruh negara. Mulai dari benua Asia, Australia, Eropa, dan Amerika. Tidak percaya
buktikan saja sendiri.
Dengan tinggal satu atap seperti ini kebersamaan selalu ada, kami selalu
belajar bersama, makan bersama, tidur bersama, dll. Di sinilah gw mendapatkan, dan menemukan nilai-nilai bhineka tunggal ika,
toleransi, dan demokrasi. Dan gw akan terus mencari nilai kebaikan lainnya.
Untuk menggambarkan kebahagiaan gw bersama organisasi UICCI, gw akan
memberikan penampakan kegiatan tarupdate. Berikut ini adalah beberapa
penampakannya, semoga kawula muda bisa merasakan apa yang gw rasakan.
Gambar 1: Kegiatan Sebelum main futsal
Gambar 2: Kegiatan setelah main futsal
Gambar3 : Rihlah pantai sawarna Banten
Gambar 4: Rihlah asrama puncak Bogor
Gambar 5: Rihlah curug Cilmber Bogor
Gambar 6: Kegiatan Idul Adha
Gambar 7: Kegiatan pembagian daging Idul Adha (Foto spesial dari fotografer handal : Indra Septiawan)
Sepertinya sudah cukup panjang nih. Udah dulu deh... hehehehe... Intinya
setiap dan semua organisasi yang kawula muda
ikuti, pasti akan memberikan warna dalam hidup kalian, dan akan membentuk
kalian menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Mengisi tinta perjalanan kalian
untuk kalian ceritakan kepada kerabat, anak, dan cucu kalian kelak. *apaan
sih...
Oh iya... ada satu lagi nih. Sebuah wadah yang tidak kalah kecenya dengan
UICCI di atas. Meskipun sifatnya hanya sebuah komunitas, tapi pasti namanya
akan menjadi besar. Kombun itulah namanya, sebuah wadah yang akan menjadikan gw
pribadi blogger yang berkarakter,
bermanfaat dan menginspirasi. Sekian.... Terimakasih...... :P
Hallo kawula muda... apa kabarnya nih...? udah lama gw tidak update postingan di blog terkece gw ini. Kali ini gw mau mencoba berbagi kisah atau cerita atau curhat atau apapun itu. Kisah kali ini adalah tentang sodara gw yg masih kecil, sebut saja namanya mawar –nama disamarkan-. Doi ini sewaktu masih duduk di tingkat pendidikan taman kanak-kanak atau yang biasa disingkat TK, bisa dibilang mawar memiliki berbagai banyak prestasi.
Prestasi yang membuat saya kagum adalah prestasinya dalam bidang mewarnai. Iya mewarnai, mungkin bagi kita kegiatan atau lomba mewarnai adalah hal yang sangat mudah. Tapi memerlukan ketelitian dan kedetailan dalam mewarnai agar warna yang kita goreskan tidak keluar dari garis pada sebuah gambar. Selain kedetailan dalam mewarnai, kemampuan dalam penyelarasan warna satu dengan yang lainnya pun patut diperhatikan.
Hmm... lalu hal apa sih yang dilakukan mawar, sehigga gw mendapatkan pelajaran dari prestasi mewarnainya sodara gw. Dari hasil prestasi mewarnai mawar itu, gw menilai bahwa umumnya hasil suatu pekerjaan itu selalu berbanding lurus dengan usaha yang kita lakukan. Dan juga hasil akhir tidak selalu sebagai tolak ukur dalam menilai, tapi kita juga harus mampu menilai proses usaha suatu kinerja. Baiklah kita flashback ke kisah mawar dulu sebentar...
Zaman dahulu kala, sebuah taman kanak-kanak -TK- mengadakan lomba mewarnai untuk murid-muridnya. Dan mawar itu didaftarkan dalam perlombaan tersebut. Jauh-jauh hari orang tuanya mulai membimbing mawar untuk mencintai kegiatan mewarnai. Ya bisa dibilang seperti latihan intensif gitu. Dalam 1 minggu mawar melakukan kegiatan mewarnai secara rutin, dgn dibimbing oleh orang tua doi. Singkat cerita hari H perlombaan pun dimulai. Dan singkat ceritanya lagi satu persatu temen-temen mawar sudah menyelesaikan kegiatan mewarnainya, hanya tersisa mawar dalam ruang kelasnya. Gw lihat dari arah jendela, mawar sangat lambat sekali dalam menyelesaikan kegiatan mewarnainya. Gw dan orang tua doi gregetan melihatnya dan ingin sekali membantunya, namun kata guru kelasnya “Yah benilah bu anak-anak kalau sudah fokus dalam kegiatan mewarnai, biarkan saja bu mungkin ini bidang dia di dunia seni. Siapa tahu hasilnya terbaik”. Akhirnya satu minggu kemudian pengumuman pemenang lomba di umumkan. Dan ternyata mawar mendapatkan juara harapan terbaik dengan hasil terbaaik. Ya meskipun bukan juara 1, tapi ternyata ketika diperlihatkan hasil mewarnainya terlihat sangat bagus, detail dan penuh ketelitian. Mungkin karena waktu pengerjaannya yg lambat, sehingga doi jadi tidak dapat posisi juara 1. Dan mungkin juga mawar ini penganut mazhab alon-alon, waton, klakon.
Mungkin sebagian kita beranggapan bahwa “alon-alon, waton, klakon” itu tidak bekerja dengan serius, lelet, yang penting sudah melaksanakan. Padahal tidak seperti itu maknanya. Makna yang sesungguhnya adalah bekerja dengan teliti, hati-hati, tidak terburu-buru, berdasarkan aturan atau pedoman, akhirnya akan terlaksana dan berhasil dengan baik. Begitu juga dengan mawar yg sangat alon-alon. Selain itu yg jadi poin plus lainnya adalah persiapan dirinya dalam perlombaan mewarnai. Orang tuanya membimbingnya untuk mempersiapkan diri dalam perlombaan.
Pesan yg gw dapet adalah untuk mendapatkan hasil terbaik kita harus imbangi dengan usaha kita, persiapkan diri untuk mendapatkan hasil terbaik, mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang siap dalam dunia yang kompetitif ini. Tidak ada sesuatu yang instan tanpa adanya usaha. Bahkan untuk membuat mie instan pun kita harus berusaha untuk merebus mienya dan segala macem lainnya. Selain itu ada lagi bumbu lainnya yaitu doa, dan sabar. Usaha, doa, dan sabar adalah serangkaian paket yang tidak boleh dipisahkan. Karena dengan usaha setidaknya kita bisa memprediksikan hasil kinerja kita, dan dengan doa, serta sabar, kita serahkan hasil usaha kita kepada Sang Pembuat Keputusan. Karena tanpa izin-Nya kita tidak akan bisa melakukan usaha-usaha kita yang telah kita rancang. Akhir kata semoga tulisan kali ini bisa menemani malam pembaca untuk mendapatkan mimpi yang indah dan dapat mempersiapkan usaha-usaha / planing untuk menjadi pribadi yang terbaik dalam bidangnya. Terimakasih. :P