Jumat, 22 November 2024

Merdeka Belajar: Angin Segar dalam Dunia Pendidikan Indonesia

Sebuah Tulisan dari Guru untuk Guru dan Orang Tua

Logo Kurikulum Merdeka

Kebijakan Merdeka Belajar yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia membawa angin segar dalam dunia pendidikan kita. Salah satu implementasi nyata dari kebijakan ini adalah Kurikulum Merdeka. Sebagai seorang pendidik yang telah menyaksikan langsung transformasi pembelajaran di kelas, saya ingin berbagi pandangan mengenai dampak positif yang telah dirasakan dari penerapan kebijakan ini.

Mengapa Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka Penting?

Kurikulum Merdeka memberikan otonomi yang lebih besar kepada satuan pendidikan dalam mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan sekolah. Beberapa dampak positif yang telah terlihat antara lain:

  • Pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa: Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kehidupan siswa. Pembelajaran tidak lagi berorientasi pada menghafal, melainkan lebih menekankan pada pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
  • Fleksibilitas dalam memilih materi: Guru memiliki keleluasaan dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat siswa. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar lebih dalam pada bidang yang mereka minati, sehingga meningkatkan motivasi belajar.
  • Pengembangan karakter: Kurikulum Merdeka mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang baik, seperti gotong royong, toleransi, dan integritas.
  • Pemanfaatan teknologi: Kurikulum Merdeka mendorong pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengakses informasi yang lebih luas dan belajar secara mandiri.

Dampak Positif bagi Guru, Siswa, dan Orang Tua

Penerapan Kurikulum Merdeka tidak hanya berdampak pada proses pembelajaran di kelas, tetapi juga memberikan manfaat bagi berbagai pihak:

  • Guru: Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi guru untuk mengembangkan profesionalisme. Guru menjadi lebih kreatif, inovatif, dan memiliki otonomi dalam menjalankan tugasnya.
  • Siswa: Siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar. Mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi diri secara optimal.
  • Orang Tua: Orang tua merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran anak. Mereka dapat bekerja sama dengan guru untuk mendukung perkembangan anak.

Tantangan dan Solusi

Meskipun memberikan banyak manfaat, penerapan Kurikulum Merdeka juga menghadapi beberapa tantangan, seperti kesiapan guru, ketersediaan sarana dan prasarana, serta dukungan dari masyarakat. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan kerja sama antara pemerintah, sekolah, guru, dan orang tua.

Kesimpulan

Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka merupakan langkah maju dalam dunia pendidikan Indonesia. Kebijakan ini memberikan harapan bagi terciptanya generasi muda yang cerdas, kreatif, dan berkarakter. Sebagai pendidik, kita memiliki peran yang sangat penting dalam menyukseskan implementasi kebijakan ini.

Referensi:

Ipar Adalah Maut: Ketika Nafsu Menghancurkan Segalanya

Ipar Adalah Maut, adaptasi dari kisah viral yang menggemparkan jagat maya, berhasil mencuri perhatian penonton dengan plot yang penuh intrik dan emosi yang mendalam. Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, film ini tidak hanya menyajikan tontonan yang menghibur, tetapi juga mengundang refleksi tentang kompleksitas hubungan manusia, terutama dalam konteks keluarga.

Plot yang Mencengkeram

Kisah Nisa (Michelle Ziudith) yang harus menghadapi kenyataan pahit tentang perselingkuhan suaminya, Aris (Deva Mahenra), dengan adiknya sendiri, menjadi inti dari cerita. Alur yang dibangun dengan rapi membawa penonton larut dalam setiap lika-liku permasalahan yang dihadapi oleh para karakter. Penulis naskah berhasil mengemas konflik dengan begitu intens, sehingga penonton dibuat penasaran dan terus bertanya-tanya bagaimana akhir dari kisah ini.

Akting Memukau

Para pemain utama berhasil menghidupkan karakter mereka dengan sangat baik. Michelle Ziudith tampil memukau sebagai Nisa, seorang istri yang harus berjuang mempertahankan rumah tangganya. Emosi yang ia tampilkan begitu kuat, mulai dari kesedihan, kemarahan, hingga keputusasaan, berhasil menyentuh hati penonton. Deva Mahenra juga tidak kalah apik dalam memerankan sosok Aris yang penuh penyesalan. Sementara itu, Davina Karamoy sebagai adik ipar yang menjadi penyebab permasalahan, berhasil membuat penonton geram dengan perannya.

Pesan Moral yang Mendalam

Di balik kisah perselingkuhan yang penuh drama, Ipar Adalah Maut juga menyajikan pesan moral yang mendalam tentang pentingnya kejujuran, pengampunan, dan kekuatan cinta keluarga. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan bagaimana sebuah kesalahan kecil dapat berdampak besar pada kehidupan orang lain.

Kekurangan

Meskipun memiliki banyak kelebihan, film ini juga memiliki beberapa kekurangan. Beberapa adegan terasa terlalu dramatis dan terkesan berlebihan, sehingga mengurangi kesan realisme. Selain itu, alur cerita di beberapa bagian terasa terlalu cepat, sehingga penonton kurang memiliki waktu untuk menghayati emosi para karakter.

Kesimpulan

Ipar Adalah Maut adalah film drama Indonesia yang patut diapresiasi. Dengan plot yang menarik, akting yang memukau, dan pesan moral yang mendalam, film ini berhasil menyajikan tontonan yang menghibur sekaligus menggugah. Meskipun memiliki beberapa kekurangan, film ini tetap layak untuk ditonton bagi Anda yang menyukai film drama dengan tema keluarga.

Rating: ⭐⭐⭐ (3/5 bintang)

Rekomendasi: Cocok untuk penonton dewasa yang menyukai film drama dengan plot yang kompleks dan penuh emosi.

#IparAdalahMaut #filmindonesia #reviewfilm #dramaindonesia #MichelleZiudith #DevaMahenra #HanungBramantyo

Rabu, 25 Oktober 2023

Menguatkan Ekosistem Digital Pendidikan dengan Berkarya dan Berbagi untuk Wujudkan Merdeka Belajar

Tahun ini saya mengikuti kembali pelatihan PembaTIK yang diselenggarakan oleh BLPT Kemdikbudristek. Alhamdulillah saya berhasil mencapai ke level4. Pada level terakhir ini level berbagi dan berkolaborasi, saya mendapatkan beragam tugas salah satunya adalah merancang dan mengimplementasikan inovasi pembelajaran berupa salah satu model pembelajaran inovatif berbasis TIK yang berpusat pada murid dan bersifat kolaboratif dengan memanfaatkan Platform Teknologi.

Tugas merancang dan mengimplementasikan pembelajaran inovatif berbasis TIK saya terapkan pada pelajaran P5. Saya bersama peserta didik tahun ini mengangkat tema P5 Gaya Hidup Berkelanjutan tentang pengolahan sampah membuat poster menjaga lingkungan/kebersihan menggunakan platform teknologi, yaitu Canva untuk mendesain posternya.

Saya awali kegiatan pembelajaran dengan menginstruksikan peserta didik untuk pengkondisian dan mengisi presensi kehadiran melalui google form yang sudah di sematkan pada google site.

Peserta didik mengakses Google Site

Setelah itu, peserta didik mengakses ke Google Classroom untuk mengetahui pengumuman yang diberikan oleh guru pada LMS tersebut. Dan peserta didik memberikan komentar pada pengumuman yang ada di LMS Google Classroom.

Selanjutnya peserta didik membuka dokumen Canva sesuia dengan instruksi yang diberikan pada LMS google classroom. Peserta didik bersama guru mendesain poster menjaga lingkungan dengan Canva di ukuran A3. Peserta didik mengikuti arahan dari guru untuk membuat posternya.

Diakhir pembelajaran saya meminta peserta didik untuk melakukan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilakukannya pada hari tersebut. Dan peserta didik bersama guru melakukan refleksi umpan balik terkait karya yang sudah dibuat oleh masing-masing peserta didik. Untuk lebih tahu bagaimana kegiatannya. berikut vlog nya.



Sabtu, 24 Desember 2022

Rapat Kerja Akhir Tahun 2022

Jakarta, 17 Desember 2022. Libur telah tiba. Itulah yang mungkin terlintas dalam benak saya seusai pembagian rapot semester ganjil di tahun ajaran ini. Namun tidak sepenuhnya demikian, karena penanggalan libur sekolah sebagian besar hanya berlaku untuk murid-muridnya saja.

Sedangkan guru dan tenaga kependidikan masih ada jadwal berkala untuk masuk dan hadir ke sekolah. Karena ada beberapa hal kegiatan yang harus diselesaikan oleh guru, seperti pemberkasan untuk perpanjangan kontrak kerja bagi guru dan tenaga kependidikan honorer, melengkapi adm kelas, merancang kegiatan kerja di tahun berikutnya dan mengikuti kegiatan pelatihan pengembangan diri guru.
Di minggu pertama tanggal merah pada kalender pendidikan di sekolah. Saya berserta rekan guru lainnya harus masuk untuk mendiskusikan tentang kegiatan-kegiatan sekolah yang akan direncanakan pada tahun berikutnya. Pada hari itu, kami pun berdiskusi hal-hal kegiatan yang mungkin akan dilaksanakan nantinya. Seperti melanjutkan Projek P5 bagi kelas yang menerapkan kurikulum merdeka, kegiatan perlombaan baik skala intra maupun luar sekolah, kegiatan kemah pramuka dan kegiatan ramadan, pesantren kilat dan buka bersama.

Rencana-rencana tersebut pun diskinkronkan dengan kalender pendidikan nasional serta kalender sekolah sebelumnya dalam rentang 1 tahun atau 6 bulan sebelumnya. Guna mendapatkan perkiraan penanggalan dalam kegiatan yang akan direncanakan tersebut.

Kegiatan kumpul seperti ini atau rapat kerja seperti ini menurut saya baik, karena di satuan pendidikan SLB cukup jarang yang rapatnya semua berkumpul mulai dari jenjang SDLB hingga SMALB. Dan sebagai dokumentasi penutupan akhir tahun. Berikut ini sesi foto bersama seusai kegiatan rapat kerja akhir tahun.





Liburan sekolah guru-guru selain diisi dengan kegiatan rapat kerja, ada juga kegiatan pengembangan diri yang dilakukan guru. Salah satunya adalah saya mengikuti pelatihan SAGUSABLOG dari IGI. Untuk tahu seputar pelatihan tersebut mungkin akan saya bahas di blog utama saya. Silakan cek link berikut https://darmakusumah.blogspot.com/

Tulisan ini merupakan salah satu tugas dari pelatihan SAGUSBLOG tersebut. Terima kasih yang sudah membaca hingga selesai.

Senin, 31 Oktober 2022

Diseminasi PembaTIK 2022 - Berbagi & Berkolaborasi

 Alhamdulillah di tahun ini, saya bisa mencapai PembaTIK hingga level 4. Mungkin dari teman-teman guru masih bertanya-tanya tentang PembaTIK. Iya PembaTIK di sini bukan kegiatan melakukan membuat karya seni batik. Melainkan PembaTIK ini adalah akronim dari Pembelajaran Berbasis TIK. Ini merupakan salah satu program dari Pusdatin Kemendikbudristek sebagai upaya meningkatkan kompetensi TIK bagi guru.

Gambar 1. Twibon PembaTIK L4 - 2022
Gambar 1. Twibon PembaTIK L4 - 2022

Program PembaTIK ini terdiri dari 4 level, diantaranya yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi & berkolaborasi (4i leveling). 


Gambar 2. Leveling pada program PembaTIK
Gambar 2. Leveling pada program PembaTIK


Pada tahun ini, program PembaTIK sudah mamasuki angkatan ke 6. Program ini sudah saya ikutin sejak awal bulan Juni tahun ini, meskipun pada level awal saya mendapati remedial karena lalai memperhatikan tengat waktu penyelesaian tugas. Selain itu cukup banyak tantangan dan rintangan dalam menyelesaikan tugasnya. Diantaranya adalah manajemen waktu dalam menyelesaikan tugas. 

Semenjak banyak dan mudahnya informasi di era sekarang, khususnya seminar-seminar online untuk pengembangan profesi guru. Saya merasa seperti terjebak dalam toxic productivity. Hampir setiap ada info webinar saya ikuti atau sata tonton ulang. Sehingga terkadang lupa mana tugas yang menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. 

Tidak heran jikalau saya sempat remedial dan mengikuti PembaTIK pada gelombang akhir sewaktu di awal level 1. Namun, setelah lulus di level 1, pembinaan demi pembinaan dari rekan rekan Pusdatin dan Duta Rumah Belajar cukup baik. Strategi bimbingan atau Coaching yang mereka lalukan mulai dari bimbingan secara daring melalui berbagai chanel seperti Telegram dan Whatsaap hingga seleksi yang cukup ketat, membuat saya untuk fokus dan bersugguh-sungguh dalam menyelesaikan program PembaTIK ini. 

Terlebih, modul-modul yang diberikan benar-benar memberikan manfaat yang sangat luar biasa. Manfaat yang luar biasa itu diantaranya adalah:

  • Meningkatkan kompetensi literasi TIK
  • Meningkatkan kompetensi implementasi TIK
  • Meningkatkan kompetensi kreasi TIK
  • Meningkatkan kompetensi berbagi dan berkolaborasi
  • Mendapatkan sertifikat pada setiap level dengan skala nasional
  • Berkesempatan untuk menjadi Duta Rumah Belajar atau Duta Teknologi
Serta beragam manfaat lainnya yang sangat berarti bagi saya. Pada level ke 4 ini, dengan tema berbagi dan berkolaborasi, saya diberikan tugas yang benar-benar menantang untuk saya. Yaitu mengadakan diseminasi bagi rekan-rekan guru terkait yang sudah saya lakukan ketiga mengikuti kegiatan PembaTIK ini.

Sasaran pertama yang terbesit dalam benak saya adalah melakukan diseminasi kepada rekan guru tempat saya mengajar. Namun, hal ini merupakan kali pertama saya menjadi narasumber secara langsung dalam kegiatan luring.

Action Plan
Rencana aksi pertama saya adalah sebelum melakukan diseminasi kepada rekan guru. Saya melakukan kolaborasi pada kegiatan mengajar. Mengimplementasikan praktik baik dengan pemanfaatan teknologi di dalam ruang kelas.
Gambar 3. Pemanfaatan LMS pada pelajaran IPS
Gambar 3. Pemanfaatan LMS pada pelajaran IPS

Gambar 4. Quizizz sebagai tools uji pemahaman materi
Gambar 4. Quizizz sebagai tools uji pemahaman materi

Gambar 5. Video pembelajaran dari Sumber Belajar - Rumah Belajar
Gambar 5. Video pembelajaran dari Sumber Belajar - Rumah Belajar

Gambar 6. Penggunaan Chromebook sebagai pemanfaatan teknologi di dalam kelas
Gambar 6. Penggunaan Chromebook sebagai pemanfaatan teknologi di dalam kelas

Setelah rencana aksi pertama saya selesai, seperti yang sudah digambarkan pada gambar-gambar di atas. Saya kemudian meminta izin kepada Bapak Kepala Sekolah, untuk melakukan diseminasi tentang praktik baik yang sudah saya lakukan dalam pemanfaatan teknologi seebagai pembelajaran inovatif berbasis TIK. Saya pun kemudian mulai merancang flayer dan menjadwalkan waktu untuk melaksanakan diseminasi kepada rekan-rekan guru di sekolah tempat saya mengajar.

Gambar 7. Flayer Diseminasi Luring di SLB Negeri 11 Jakarta

Alhamdulillah kegiatan diseminasi saya yang pertama secara luring ini berjalan cukup lancar. Walaupun kegiatan ini awalnya adalah secara luring, tapi saya tetap memfasilitasi secara daring untuk para Duta Rumah Belajar dapat turut serta hadir pada kegiatan diseminasi saya ini. 

Awal persiapan sebelum acara dimulai, saya benar-bener gugup, terlebih perwakilan dari Duta Rumah Belajar, yaitu Mpok Hastuti menghadiri kegiatan diseminasi saya. Saya benar-benar merasa tersanjung dihadiri oleh Mpok Hastuti, karena biasanya saya hanya melihat Mpok Hastuti pada rekaman-rekaman Youtube kegiatan webinar Kemdikbud. Kegiatan pun dibuka dengan cukup khidmad dan tetap santai.

Rekaman video diseminasi luring saya:

Berikut ini beberapa foto keseruan saya melaksanakan diseminasi di SLB Negeri 11 Jakarta:







Setelah rencana aksi 1 yaitu praktik baik telah terlaksana, dan rencana aksi 2 yaitu berbagi tentang praktik baik melalui kegiatan diseminasi luring juga telah terlaksana. Rencana aksi berikutnya adalah berkolaborasi bersama peserta Pembatik lainnya, atau yang akan saya sebut sebagai Sahabat Duta Rumah Belajar. 

Bersama para Sahabat Duta Rumah Belajar, yaitu Pak Dani Ari Sahara dari SD NEGERI DURI UTARA 04 PETANG, Pak Muhammad Nasrul Arifin dari SMP N 142 Jakarta, dan Pak Putra Satrio Utomo dari SDN JOHAR BARU 17 JAKARTA serta saya Darma Kusumah SLB Negeri 11 Jakarta. Kami berempat mulai mengadakan rapat daring menentukan tema waktu dan pembagian tugas. 

Rekaman diseminasi kolaborasi secara daring:

Akhirnya kegiatan diseminasi kolaborasi secara daring dapat terlaksana. Kali ini diseminasi saya di hadiri langsung oleh Mentor saya yaitu Pak Filemon Duta Rumah Belajar 2021. Dan berikut ini adalah beberapa keseruan kegiatan diseminasi saya yang ke 2:





Popular Posts